About Me

Foto Saya
Pelita Hidup Kupang
Lihat profil lengkapku

Selasa, 04 Oktober 2011

Daging Se'i makanan khas dari kupang - NTT

Video

PENYAMBUTAN SBY DI KUPANG

VIDEO

ALKITAB TERTUA DI DUNIA DI TEMUKAN DI PALESTINA








VIDEO Alkitab

Senin, 03 Oktober 2011

"Peganglah Ini T'rus!" (Amerika Serikat, abad ke-20)



Jimmy duduk di depan, di sisi ayahnya yang sedang menyetir mobil. "hati-hati, Jimmy," kata Ayah, "kau harus bantu Ayah lihat t'rus pada mobil Paman John yang di depan sana. Kita akan mengikuti jejaknya dari North Carolina sampai ke Indiana. Khususnya perhatikan kalau ada mobil lain yang menyelinap masuk, atau kalau mobil kita harus berhenti di stopan."

Si Jimmy senang dapat membantu ayahnya. Sudah berminggu-minggu lamanya ia mengharapkan saat keberangkatan mereka. Jimmy dengan kedua orang tuanya menaiki mobil yang satu, sedangkan Paman John dengan tiga anggota gereja menaiki mobil yang satunya lagi. Mereka akan menghadiri suatu pekan persekutuan gereja di negara bagian Indiana. Wah, betapa senangnya bepergian bersama-sama!

Tetapi pada hari pertama dalam perjalanan mereka, pada waktu sinar matahari terasa paling terik, kira-kira jam satu siang salah satu ban mobil Ayah bocor. Ayah membunyikan klakson dua kali panjang, sekali pendek, dan sekali lagi panjang. Itulah aba-aba yang telah disetujui, agar mereka di mobil yang di depan dapat segera mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan mobil yang dibelakang.

Mobil Paman John mundur pela-pelan sampai ke tempat di mana Ayah sibuk bekerja. Ia sudah mengeluarkan ban serep dan dongkrak.

"Wah, kurang mujur!" kata Paman John.

"Yah, tapi mujur juga. Terjadinya persis di sini, dibawah naungan pohon besar," balas Ayah.

Kedua bapak itu mulai bekerja sama, agar dapat lebih cepat selesai. Si Jimmy dan ibunya dan para penumpang lainnya itu menunggu di tempat yang teduh.

"Nah! Sekarang beres," kata Paman John. "Dan sekarang aku haus." Ia melihat sekeliling. Agak jauh dari jalan, kelihatan sebuah rumah kecil. Di serambi mukanya duduk seorang perempuan tua; kulitnya hitam legam dan rambutnya putih bersih. Ia duduk dengan memangku sebuah buku besar.

Paman John menunjuk ke arah perempuan tua itu. "Hei Jimmy, coba kau lari ke sana dan minta air minum," suruhnya.

Setelah si Jimmy sampai ke undak-undakan rumah, ia pun naik ke serambi. Perempuan tua itu berpaling ke arahnya tetapi tidak berkata sepatah kata pun. "Tolong, Ibu," kata Jimmy, "kami harus ganti ban yang bocor; kami semua haus. Boleh kami minta air minum di sini?"

Perempuan tua itu tersenyum. "Air minum? Wah, ada mata air yang airnya paling manis sana, di hutan, di belakang bukit kecil. Ini, Nak peganglah ini t'rus dan kau akan sampai ke sana!" Seraya menjelaskannya, perempuan tua itu meletakkan tangannya pada seutas tali kuat yang diikatkan pada tiang serambi muka. Kelihatannya tali itu terbentang di sepanjang halaman, lalu menghilang di belakang rumah.

Jimmy mengucapkan terima kasih. Lalu dengan sedikit ragu-ragu ia mulai memegang tali itu. Terus ia mengikutnya, . . . menyeberang halaman rumah, . . . masuk hutan, . . . terus mengikuti tali sampai di belakang sebuah bukit kecil. Di situ ia memang menemukan sebuah mata air. Dan benar juga, airnya manis sekali, lagi sangat dingin.

Setelah minum, Jimmy lalu kembali ke pinggir jalan dan menunjukkan tempatnya kepada orang lain. Mereka pun pergi ke sana dan minum sampai puas.

"Aku akan ke rumah ibu tua itu bersama kamu," kata Ayah kepada Jimmy. "Aku ingin menanyakan petunjuk jalan. Dan kita harus berterima kasih sekali lagi kepada ibu tua itu atas air minumnya."

Pelan-pelan mereka berdua berjalan melalui hutan kecil, lalu menyeberangi halaman rumah. "Sudah jelas orang yang tinggal di sini suka bunga," kata Ayah. "Belum pernah aku mencium sekian banyak bau wangi."

Pada saat mereka mendekati serambi muka, perempuan itu masih tetap duduk di sana. Tetapi ia tidak menoleh ke arah mereka. Rupa-rupanya matanya ditujukan ke depan, bukan arah buku besar yang sedang dipangkunya. Namun jari-jarinya bergerak dengan sangat cepat di atas halaman-halaman buku besar itu.

"Wah, dia orang buta!" Ayah berbisik kepada Jimmy. "itulah sebabnya ada tali: Untuk membimbing dia sampai ke mata air. Dan itulah sebabnya pula ia suka menanam bunga. ia tidak dapat melihatnya, namun ia dapat menikmati bau wanginya.

Rupanya pendengaran perempuan tua itu masih tajam, walau matanya buta. Ia mendengar suara bisikan itu, lalu ia berpaling ke arah Jimmy dan ayahnya. "Bagaimana Nak? Kau menemukan mata air itu? Segar rasanya pada hari yang panas terik seperti hari ini, ya?

"Memang segar, ibu, "jawab Jimmy dengan sopan. "Dan enak sekali!"

Lalu Ayah turut berbicara. "Kami berhutang budi kepada Ibu," katanya. Sejenak kemudian ia pun menambahkan: "Adakah apa-apa yang dapat kami kerjakan untuk Ibu, sebelum kami meneruskan perjalanan?"

Perempuan tua itu tersenyum. "O tidak, pak, terima kasih. Tidak usah. Kalian dapat melihat sendiri, mataku ini sudah rusak. Sejak kecil, malah. Tapi aku tidak perlu bantuan. Tidak usah!" Dan ia tertawa riang.

"Pasti ibu tidak tinggal sendirian di sini!" cetus Ayah.

"Sendirian! Dan aku suka tinggal di sini!" jawab perempuan tua itu sambil tertawa lagi. "Putraku, dia yang pasang tali-tali untukku. Tali ini, sampai ke mata air. Tali sana, sampai ke kandang ayam. Tali lain lagi, sampai ke pohon buah. Dan ada juga tali, sampai ke kebun sayur. Kalau di dalam rumah, tidak usah pakai tali segala, sebab aku dapat meraba-raba dan berjalan-jalan ke mana-mana."

Sekali lagi ia tersenyum ke arah Jimmy dan ayahnya, walau ia tidak dapat melihat mereka. "Aku hanya pegang tali-taliku t'rus," katanya lagi. Lalu ia pun mengangkat buku besar yang ada di pangkuannya itu. "Kalian tahu, ini apa?"

"Aku tahu itu sebuah buku Braille, yang dicetak dengan huruf-huruf timbul yang dapat diraba oleh jari-jari," jawab Ayah. "Dan kalau tidak salah, buku itu Alkitab."

"Betul! Betul!" kata perempuan berkulit hitam itu dengan nada suara yang gembira. "Nah, dengarlah, kalian, pada nasihat seorang yang sudah tua: Tadi kalian memegang taliku t'rus dan kalian sampai ke mata air. Nah, peganglah Alkitab ini t'rus, dan kalian akan sampai ke surga!"

"Benar, Ibu," kata Ayah.

Prempuan tua itu meletakkan tangannya yang berkeriput itu pada tali yang menuju mata air. "Peganglah ini t'rus mendapat air minum," katanya. Lalu ia menjamah tali yang menuju ke kebun. "Peganglah ini t'rus, mendapat makanan." Kemudian dengan penuh rasa kasih dan khidmat ia meletakkan tangannya pada Alkitabnya yang besar. "Peganglah ini t'rus, mendapat Tuhan Allah. Dan inilah taliku yang paling penting!"

"Benar," kata Ayah lagi. "Ibu, kalau aku, aku tidak usah memegang tali-tali seperti Ibu. Namun aku berusaha terus memegang ajaran-ajaran Alkitab. Sama halnya dengan anakku ini, juga sama dengan yang lainnya yang sedang bepergian bersama-sama dengan kami."

"Bagus! Bagus!" kata perempuan tua itu sambil tersenyum lebih lebar lagi.

Ayah Jimmy masih mengobrol sebentar lagi dengan perempuan tua itu. Lalu Paman John membunyikan klakson dari pinggir jalan, dan mereka harus pergi. Ternyata Ayah sama sekali lupa menanyakan petunjuk jalan.

Perempuan tua itu berdiri di serambi mukanya pada saat mereka berpamitan. Wajahnya dipalingkan ke arah bunyi derap kaki mereka. Ia menunggu sampai ia mendengar kedua mesin mobil itu dihidupkan kembali, lalu ia pun berseru lagi dengan suara keras: "Peganglah ini t'rus, hai kalian! Yah, selalu peganglah ini t'rus!" dan dengan kedua belah tangannya ia mengangkat Alkitabnya yang besar itu.

Si Jimmy menoleh kepada ayahnya; mukanya memeperlihatkan rasa heran. "Rupanya ia tidak sedih, Ayah walau matanya buta," kata Jimmy.

"Memang ia tidak sedih, Jimmy," Ayah menyetujui. "Ia sudah belajar sesuatu yang sering dilalaikan orang-orang lain yang punya mata tajam, Ibu tadi sudah tahu, kita harus berpegang terus pada apa yang paling penting."

Kedua mobil itu terus melaju naik bukit, turun ke lembah. Dan dengan irama ban-bannya yang berputar-putar terus, si Jimmy seolah-olah dapat mendengar lagi seruan perempuan tua yang berkulit hitam itu:

"Peganglah itu t'rus, hai kalian! Yah, selalu peganglah ini t'rus!"

TAMAT

sumber: Internet

IBU Jangan Pukul aku lagi

KISAH YANG SANGAT MEMILUKAN!




Anak perempuan kecil yang malang ini memberitahukan ibunya,"Mama, aku baru saja melukis memakai lipstik mama".



Ibunya yang mendengar hal itu lalu melihat lipstik mahal yang baru saja dibelinya telah tinggal setengah dan wajah dan tangan dan baju anak perempuan telah belepotan dengan lipstik tersebut. Dengan sangat marah, ibu itu mengamuk dan memukuli anak perempuan kecil yang malang tersebut tanpa menghiraukan tangisan dan jeritan dari mulut kecilnya.



Kemudian setelah berhasil melampiaskan emosinya, ibu ini baru sadar kalau anak perempuannya sudah gak bergerak lagi. Ia pun menguncangkan tubuh anaknya sambil menangis dan memohon agar anak perempuannya membuka matanya.



Tapi terlambat,..... jantung anak perempuan itu telah berhenti berdetak.

Dan saat sang ibu melihat ke seprei tempat tidur anaknya, disitu tertulis sebuah tulisan dengan tinta lipstik merah yang tertulis: "Mama, aku sangat mencintaimu".



TAMBAHKANLAH INI DI WALL (DINDING) ANDA UNTUK MENUNJUKKAN BAHWA ANDA MENENTANG KEKERASAN PADA ANAK!

Contact

Contact Person :
Ev Sony Patola,S.Th
Mobile Phone : 08529347491
Phone : 0380(823276)


Email : pelitahidupkupang@gmail.com
Facebook : Sony Patola
Group Facebook : Yayasan Pelita Hidup Kupang
Twetter : http://twitter.com/PelitaHidupkpg
Alamat : Jln W.J Lalamentik No 38 RT 12 RW 5 Kupang-NTT/Indonsia
Pos Code : 85111

KOTA KUPANG

Video Kota KUPANG :
<object width="420" height="315"><param name="movie" value="https://www.youtube-nocookie.com/v/yoOk9GKitYc?version=3&amp;hl=en_US"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="https://www.youtube-nocookie.com/v/yoOk9GKitYc?version=3&amp;hl=en_US" type="application/x-shockwave-flash" width="420" height="315" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true"></embed></object>

Percaya Saja: Sikap Yang Tuhan Minta

Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. Matius 21:21
Bacaan Alkitab : Markus 9:19-23
(19) Maka kata Yesus kepada mereka: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” (20) Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. (21) Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya: “Sejak masa kecilnya. (22) Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” (23) Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Dalam minggu ini Tuhan terus berbicara kepada saya mengenai pemulihan yang Dia akan lakukan terhadap kehidupan setiap orang, entah itu berbicara mengenai hati yang luka, berbicara tentang sakit penyakit yang sangat parah, berbicara mengenai retaknya hubungan keluarga, ekonomi rumah tangga yang parah, dan lain lainnnya. Seperti yang Dia janjikan dalam FirmanNya dalam Yohanes 10:10b, Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan datang membawa kehidupan, yang tadinya tidak mempunyai harapan akan mempunyai pengharapan. Roma 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Yang mencari sesuatu untuk kepuasan batiniah yang paling dalam, yang haus akan hal yang paling dalam dihidupnya akan di segarkan. Yohanes 4:13-14 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Bagi mereka yang terluka dan sakit, Tuhan akan beri kesembuhan yang sempurna. Yeremia 33:6 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
Jika Tuhan sudah menyiapkan segala-galanya buat kita, lalu apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan semua itu? Perhatikankisah bacaan ALkitab di atas : Ketika orang orang tidak percaya, Tuhan mengatakan sampai berapa lama lagi pembuktian yang harus angkatan tersebut alami agar dapat percaya? Dalam kesempatan lain Tuhan mengatakan bahwa orang yang tidak dapat percaya adalah orang yang sesat. Matius 17:17a, Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan datang kepada kita bukan untuk melihat apakah kesusahan kita berat, apakah sakit penyakit yang anda derita sangat parah, atau apakah luka hati yang Anda derita sangat dalam. Tuhan tidak meminta kita untuk berusaha mencari jalan keluar dengan kekuatan kita, atau meminta pertolongan kepada orang lain, atau juga dalam perkataan kita katakan berserah pada Tuhan, namun sebenarnya kita pasrah pada “nasib”.
Ingat Tuhan datang kepada kita, hanya meminta kepada kita untuk kita : PERCAYA saja. Hanya dengan mempercayai semua kehidupan kita pada Tuhan, maka sesuai dengan FirmanNya, pasti Anda akan mendapat kan kehidupan, dan pemulihan yang berkelimpahan. (Gbu)
*courtesy of PelitaHidup.com

Profil Yayasan Pelita Hidup

  • Profil Yayasan Pelita Hidup

    Oleh Soni Patola ·
    Selayang Pandang Yayasan Pelita Hidup
    Yayasan Pelita Hidup didirikan di Kupang pada tanggal 08 November 2004, yayasan ini lahir karena kebutuhan terhadap pelayanan anak, Remaja, dan Pemuda di Kupang alamatnya,Jl. W.J Lalamentik No 38, Rt 12/Rw 5 didirikan oleh Sony Patola, S.Th & Fera Yustanti, S.Th, suami istri ini adalah Alumnus STT Berita Hidup Surakarta, di utus oleh Yayan Berita Hidup Surakarta & MU GKAI untuk memulai pelayanan di NTT, Tahun 2004 mengadakan PI Kupang &  SoE (Amanuban Barat, Oeekam, oenlasi, Mboti, ). bulan November 2004 memusatkan pelayanan di Kupang.
    Melayani dibawah panji GKAI (1 Pos Pelayan di Kupang, 2 Pos PI Tanah Merah Desa Nulle n Oenlasi
    di SoE TTS)
    Visi Yayasan Pelita Hidup:
    Menangkan Jiwa bagi Tuhan Yesus Berapun harganya:
    Missi: Menjangkau Jiwa-jiwa dengan Pelayanan Holistik
    Programa Yayasan Pelita Hidup Kupang
    1. Mendirikan Sekolah Kristen PAUD, SD, SMP, SMTK, STT
    2. Program Beasiswa untuk Mahasiswa Teologia
    3. Tunjang untuk Hamba Tuhan Interdenominasi yang melayani di Pedesaan
    4. Pembelian Tanah & Pembangunan Gereja di Pedesaan
    5. Program Beasiswa bagi Putra-putri NTT yang kuliah S1 & S2
    6  Pelayanan Kesehatan, Penyediaan air bersih bagi masyarakat NTT
    7. Peningkatan SDM Putra-Putri NTT dengan pelatihan Desani Grafis, Sablon, Pembuatan Tahu dan Tempe, daur ulang koran bekas menjadi sovenir pernikahan dll, kursus Komputer, Kursus bahasa Inggiris & bimbingan belajar.
    Kota-kota yang pernah di berkati Yayasan Pelita Hidup
    1. Kota Kupang 2004- sekarang
    2. Kab TTS (SoE) 2004-2006
    3. Kab Rote 2010
    4. Kab.Sabu 2011
    5. Kab.Alor 20011
    6. Pulau. Sumba (dalam rencana)
    7. Pulau Flores (dalam rencana)
    MOTTO: Kami melayani dari hati, untuk mempersiapkan pemimpin2 masa depan yang cakap, disiplin,loyalitas, n intergeritas yang tinggi n takut akan Tuhan
    Doaakan kami agar nyala Pelita ini dapat hidup dalam sanubari setiap jiwa...!!!!

Time Kupang Citty

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

 

Postingan Populer

Copyright© 2011 Pelita Hidup Kupang | Template Blogger Designer by : Jack' |
Template Name | Computer_Nyonk Ambon: Pelita Hidup Kupang | Computer_Nyonk Ambon